Sabtu, 14 Agustus 2010

Puasa dan Bulutangkis


Wawancara dengan Uda Kido ini waktu Bulan September tahun 2008 saat Uda masih di Pelatnas Cipayung.


Bulan Ramadhan akhirnya datang lagi. Sebagai orang Muslim, bulan puasa jadi saat yang gue tunggu-tunggu. Soalnya, ini kan kesempatan kita buat beramal, mengumpulkan pahala sebanyak-banyaknya, sekaligus minta ampun atas dosa-dosa banyak banget sebelum bulan puasa. Hehehe. Makanya, gue semangat banget menjelang bulan puasa. Sayangnya, kesibukan sebagai pebulutangkis bikin puasa gue nggak segampang itu untuk dilalui.

Nggak seperti sekolah yang selalu pulang lebih awal selama bulan puasa, nggak ada pengurangan jadwal latihan di Pelatnas. Awalnya, gue pikir itu nggak adil banget buat kita yang berpuasa. Tapi, lama-kelamaan gue malah bersyukur karena jadwal latihan nggak berkurang. Soalnya, kalau nggak ada latihan, waktu pasti terasa lama banget dan puasa pastinya terasa lebih berat. Lagipula, kalau waktu latihan berkurang bukan cuma kemampuan teknis bulutangkis kita yang berkurang, tapi badan juga bisa jadi gendut karena kurang olahraga. Hahaha. Makanya, selama bulan puasa di Pelatnas latihan pun tetap seperti biasanya. Sesi pertama mulai jam 8 sampai jam 11 dan sesi kedua mulai jam 3 sampai jam 6 sore.

Latihan 6 jam sehari dengan porsi latihan yang nggak berkurang sama sekali memang nggak segampang yang gue pikirin. Godaan yang terbesar tentu saja menahan haus. Latihan terus menerus pastinya menguras tenaga banget. Kalau nggak bulan puasa, gue biasanya minum kurang lebih 3 botol minuman isotonik. Soalnya kan berkeringat banget, makanya gue butuh itu untuk mengganti cairan yang keluar plus supaya nggak dehidrasi juga. Jadi, kebayang dong hausnya pas bulan puasa? Makanya, gue selalu menjauh dari tempat minuman selama bulan puasa. Takut tergoda!

Walaupun lagi puasa, nggak berarti latihan jadi asal-asalan atau nggak serius. Namanya juga sudah cinta bulutangkis, gue tetap latihan serius dan nggak setengah-tengah hanya karena takut kecapean dan puasanya batal. Malahan, saking seriusnya latihan, suatu kali gue malah lupa kalau lagi puasa. Alhasil, gue langsung menenggak dua botol minuman isotonik waktu lagi break latihan. Setelah menghabiskan dua botol sampai tuntas, baru deh gue inget kalau lagi puasa! Kacau!

Menghadapi sesi latihan yang terasa makin berat di bulan puasa, gue punya trik sendiri, yaitu sahur yang cukup. Menurut gue, penting banget makan banyak pas sahur supaya kita bisa mengambil banyak kalori yang bakal kita pakai seharian. Makanya, gue selalu banyak makan. Selain menu harian yang disediakan di Pelatnas waktu sahur, seperti nasi, daging, ayam, dan sayur, gue juga selalu menambah susu dan vitamin supaya kuat! Biarpun masih ngantuk pas sahur, makan tetap harus jalan terus.

Latihan rutin bikin gue nggak sempat dan nggak pernah menikmati yang namanya ngabuburit. Soalnya, pas menjelang jam berbuka puasa, gue pasti lagi latihan di lapangan bareng teman-teman yang lain. Tapi, enaknya gue jadi nggak harus pusing menunggu waktu berbuka. Pokoknya lagi serius-seriusnya latihan tiba-tiba dengar adzan Maghrib saja. Hehehe. Menu favorit gue pas berbuka adalah korma, kolak pisang, atau es buah. Standard sih, tapi itu yang paling enak, terutama kurma. Sejak kecil, gue selalu makan kurma kalau bulan puasa, pokoknya harus ada kurma.

Puasa di Pelatnas bikin gue suka kangen suasana puasa di rumah. Soalnya kita selalu sahur bareng keluarga di rumah. Tapi, mama suka datang juga sih bawa makanan dan kita makan rame-rame sekeluarga di Pelatnas. Jadi, lumayan terobati deh kangennya.

Tapi, tahun ini puasa gue kayaknya bakal tambah berat lagi. Soalnya, pertengahan bulan September nanti, gue mesti bertanding di kejuaraan Jepang dan Cina Terbuka. Porsi latihan pun bakal nambah untuk persiapan pertandingan. Walaupun lebih berat, gue akan tetap berusaha menjalankan puasa. Siapa tahu saja karena lebih berat, pahalanya dua kali lipat? Hahaha..


Selamat Berpuasa,

Markis Kido


sumber: Majalah Gadis (September, 2008)

Rabu, 04 Agustus 2010

Pertama kali Aku Suka Avril Lavigne :)


Mau curhat sedikit nih :) :

Waktu awalnya W suka Avril Lavigne itu waktu W kelas 5 SD, kira-kira tahun 2003. Waktu itu Kk W bawa VCD campuran lagu-lagu barat yang salah satunya ada lagu Avril Lavigne - Complicated. Langsung dah tuh Kk W setel VCDnya. Pas di track Avril Lavigne - Complicated, W liat video Avril yang Complicated. W ikut nyanyi lagu Complicated, W hafalin dah tuh lagunya Avril Lavigne. Ya,, walaupun pengucapan Bahasa Inggrisnya belom benar, yang penting nyanyi, maklum waktu itu W masih kelas 5 SD, jadi belom sebagus sekarang kalau nyanyi lagu Avril Lavigne. Kalau sekarang sih pengucapannya dah benar dan nyanyinya juga dah bagus *jiah, PD bgt*. Waktu awal Kk W bawa VCD itu, W lom terlalu tau banget Avril Lavigne. Nah, pas Kk W beli kaset Avril Lavigne album pertama "Let Go" tanggal 26-02-2003 (lengkap banget kan? Iyalah, secara sampe sekarang kaset & liriknya masih ada), baru dah W sedikit-sedikit suka sama Avril Lavigne. W mulai dah pake nama Lavigne di belakang nama W (Nanda Lavigne). Dari SD W dah pake nama itu. Waktu tahun 2005, Avril Lavigne konser di Indonesia. W nggak nonton karena because dulu W masih lugu *jiah, bahasanya :)* alias masih kecil, dan belom punya uang yang banyak. Sampe tahun 2010, Avril lom konser lagi di Indonesia. Mudah-mudahan aja, Avril konser di Indonesia kalau W dah kerja yang mapan, dan punya gaji yang lumayan. Supaya W bisa nonton konser Avril Lavigne.. Aamiinn3x :)
Ehm,, walaupun sekarang banyak banget penyanyi-penyanyi atau band baru dari Luar Negeri atau Dalam Negeri, seperti Lady Gaga, Justin Bieber, Katy Perry, Vierra, RAN, Vidi Aldiano dll (pokoknya yang baru dah), tapi, bagi W "Avril Lavigne" tetap menjadi penyanyi yang PALING BAGUS & KEREN NOMOR 1 di DUNIA. Nggak ada yang bisa menggantikan Avril Lavigne di hati saya *halah,, lebe berlebihan*. Pokoknya "Avril Lavigne Is The Best" sampe Kapan pun. :D :)


:) 2003 ---> 2012 = 9 Tahun :)



Avril Ramona Lavigne



Jakarta, 04 Agustus 2010


Senin, 02 Agustus 2010

Yang Bersinar di UBER 2008


UBER CUP 2008 baru saja berakhir. Indonesia yang awalnya tidak dijagokan, ternyata berhasil mencapai final. Prestasi yang 'mengundang' decak kagum dimana-mana. Nggak heran bila nama mereka pun langsung ngetop. Padahal, para pemain bulutangkis cewek kita ini masih muda-muda, lho. Yuk, kita kenalan dengan mereka!


Si Manis Maria

Cewek kelahiran Tuban, 25 Juni 1985 sudah rajin berlatih bulutangkis sejak berusia 9 tahun. Sejak kelas 5 SD, cewek yang tinggi 169 cm ini sudah tinggal di asrama atlet dan jauh dari keluarganya di Tuban. Walaupun, pada awalnya Maria sering nangis karena kangen sama keluarga, tapi lama-kelamaan cewek berzodiak Cancer ini malah bersyukur karena bisa bareng sama teman-teman yang juga tinggal di asrama. "Lama kelamaan malah lebih betah dan lupa sama rumah, hahaha".. kata Maria sambil tertawa lebar. Meski harus latihan enam hari seminggu, dan sekitar enam jam sehari, Maria nggak pernah mengeluh dan menikmati masa-masa perjuangaannya demi jadi juara dunia. Saat libur latihan, sama kayak kita, Maria juga suka main ke mal. Selain itu penggemar seafood ini juga hobi travelling. Untungnya, profesi Maria sebagai atlet mampu membiayai hobinya itu. "Makanya, aku senang sekali waktu kita ada pertandingan di Paris, hehehe... Selain Paris aku juga senang waktu bisa travelling ke Yerusalem, sekalian ibadah,"ujarnya. Dan bila ada waktu luang, cewek yang sering disebut sebagai the next Susi Susanti ini juga hobi banget nonton film action dan baca teen-lit.

Saat ini Maria sedang rehat sebelum mulai fokus latihan untuk pertandingan selanjutnya. Semoga saja atlet yang wajahnya selalu datar, sehingga sukses mengintimidasi lawan ini, berhasil mewujudkan cita-cita ya. Dan Indonesia kembali memiliki atlit nomor satu dunia lagi, setelah Susi Susanti dulu.


Si Jangkung Vita Marissa

Lahir di Jakarta, 4 Januari 1981, Vita Marissa ternyata sudah jatuh cinta sama bulutangkis sejak kecil. "Waktu umur 6 tahun, papa bilang kalau aku sudah nunjukkin minat sama bulutangkis. Makanya papa nyuruh aku konsen di bulutangkis," ujarnya. Vita yang sehari-harinya lebih banyak menghabiskan waktu untuk latihan di Pusat Latihan Cipayung, mengaku terkadang jenuh saat latihan. Tapi, untungnya Vita selalu bisa menyiasati kejenuhannya itu. "Kalau lagi jenuh, aku hang out sama teman-teman atau nonton bioskop. Biasanya setelah itu aku bakal semangat lagi," katanya. Vita pun sering terpompa semangatnya ketika melihat penonton di lapangan. "Waktu Uber 2008 kemarin, aku salut sama usaha penonton yang sudah mendukung kita. Malah, dari Susi Susanti, aku tau kalau ada yang rela beli tiket dengan uang ribu-ribuan. Dukungan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Menteri Pemida dan Olahraga Adhyaksa Dault juga bikin aku tambah semangat untuk berjuang sampai penghabisan," ujarnya buka rahasia.

Uniknya, setiap bertanding di luar negeri, anak bungsu dari tiga bersaudara yang sudah terbiasa mandiri ini sering menyempatkan diri untuk ke toko perlengkapan bayi, lho. "Aku senang banget lihat baju-baju bayi. Kebetulan sekarang aku sudah punya keponakan dan sahabatku juga sudah punya anak, jadi aku bisa beliin baju itu buat mereka. Rasanya senang aja pas lihat mimik mereka ketika aku hadiahi baju itu!," ujar cewek yang kini berpasangan dengan Liliyana Natsir dalam ganda putri, penuh semangat. Nggak nyangka, ya?


Si Cool Lilyana

Gaya cool Lilyana Natsir ternyata terasa di kehidupan sehari-harinya. Selain cara ngomong yang to the point, masih ada tiga alasan yang bikin cewek kelahiran 9 September 1985 ini cool. Sebagai atlit yang tinggal di asrama sejak 1997, cewek yang akrab dipanggil Butet ini sudah kebal homesick. Padahal, Butet hanya menengok ortu-nya di Manado pas Natal. "Kangennya pasti terasa pas lagi sakit. Soalnya, kalau sakit, Mama suka masakin buat saya," aku pecinta masakan Manado ini. Selain itu, Butet lebih suka berdiam diri di kamar. "Saya orangnya cuek, sih. Kalau bete, ya di kamar aja nyetel musik," jelas penyuka R n B ini santai. Secara penampilan, Butet bisa di bilang tomboy. Rambutnya selalu cepak dan wajahnya bersih dari make-up. "Habis kalau panjang dikit ribet sih, mesti diikat atau dijepit kalau lagi tanding. Lagipula rambut pendek begini enak! Habis keramas tinggal dirapihin dikit, kasih gel, selesai deh!" katanya sumringah.

Buat cewek ini waktu memang berarti. Bayangkan saja dari Senin-Jum'at mereka selalu punya jadwal latihan dan cuma punya waktu bebas dari pukul 16.00-22.00. Makanya, Butet selalu memanfaatkan jam bebas untuk ke mal sambil cari kaset game favoritnya. "Main game bisa nyembuhin rasa bosan saya, apalagi pas harus tanding di luar negeri yang biasanya waktu pejalanannya bisa semalaman," jelas Butet lagi. Kadang, saking capeknya bertanding di luar negeri, Butet memilih diam diri di kamar dan berkutat dengan Nintendo DS-nya dibanding jalan-jalan. Apa sih, game yang suka dimainkan Butet? "Saya suka game yang ada tantangannya seperti balap mobil. Kalau balap mobil gitu, tiap menang kan bisa dapat mobil baru. Saya juga suka game adventure, tapi kadang nggak sabar nunggu hasilnya, hehehe," jelas penggila game Mario Cart ini. Hihihi... cool abis, kan?


Si Cantik Firda

Hampir mirip cerita teman-teman seperjuangannya, Adriyanti Firdasari pun sudah canggih main bulutangkis sejak umur 8 tahun. "Papaku dulu juga pemain bulutangkis. Melihat aku punya bakat, Papa mengajak kita sekeluarga pindah ke Jakarta supaya aku bisa lebih serius di olahraga ini," cerita cewek kelahiran 16 Desember 1986. Ternyata kepindahan Firda sekeluarga nggak sia-sia karena di tahun 2004, dia masuk menjadi tim Bulutangkis nasional. Dan dari sekian banyak pertandingan kelas dunia, Firda justru sangat terkesan dengan pertandingan Piala Uber 2008 kemarin. "Soalnya, kita nggak nyangka bisa masuk Final. Masuk semifinal saja perjuangannya udah susah banget. Jadi, meskipun nggak menang, rasanya tetap senang banget," curhat Firda.

Jika melihat jadwal latihan yang ketat, mungkin kita menyangka kehidupan Firda hanya di seputar tempat latihan saja. Padahal cewek ini juga tercatat sebagai mahasiswi D3 Akuntansi Universitas Trisakti lho. Hmm, gimana cara bagi waktunya ya? "Kebetulan dosenku pengertian banget sama kesibukanku. Jadi aku dibolehin datang hanya seminggu dua kali ke kampus," aku Firda. Teman-teman kampus Firda pun turut maklum sama kesibukannya. Makanya, kalau ada tugas kelompok yang harus diselesaikan bareng, mereka mau menyesuaikan dengan jadwal latihan Firda. Pertandingan yang keras dan bercucuran keringat di lapangan ini tidak membuat Firda menjadi sosok yang keras dan maskulin. Malah sebaliknya Firda punya banyak sisi feminim, lho. Terbukti dengan kebisaannya untuk pakai rok ketika bertanding. Dan untuk urusan fashion, Firda nggak terpaku sama satu gaya saja. "Aku suka pakai baju yang beda gaya, sesuai dengan moodku saat itu. Kadang tomboy atau sporty, kadang-kadang tampil feminim dan manis." ujar Firda. Wah, nggak jauh beda dong sama kita yang suka bereksperimen sama penampilan.


Si Kocak Greys

Greysia Polii, cewek kelahiran 11 agustus 1987 ini memang sempat happening banget, terutama saat membela Tim Uber Indonesia beberapa waktu lalu. Belum lagi aksinya yang kocak dan ramah di luar lapangan. Percaya atau tidak, salah satu spesialisasi Greysia selain bulutangkis adalah menggaet fans ibu-ibu hamil! Sudah beberapa 'korban' ibu hamil yang ngidamnya ketemu Greysia, bahkan ada yang sampai mengejar dia saat keluar dari bilik ATM untuk berfoto dan meminta Greysia mengelus perutnya. Hehehe, lucu ya! Walaupun sekarang sudah jadi 'artisnya' atlet, Greysia mengaku nggak kesal ataupun tertekan dengan perhatian publik. "Yang penting, aku jaga sikap dan kata-kata. Selalu sabar dan menganggap omongan atau kritik apapun sebagai masukan," cerita Greys yang serius mau jadi atlet sejak umur 8 tahun, karena ketagihan rasa senang yang ia rasakan tiap kali jadi juara. Sekurangnya tujuh jam sehari berlatih intensif di Pelatnas PBSI, tentunya pernah bikin Greysbete. Kalau sudah gini, internet jadi solusinya buat menangkis rasa jenuh. "Kita baru hari Sabtu bisa balik ke rumah, jadi selama di asrama paling aku main internet. Kalau udah pulang baru deh, jalan sama keluarga atau teman-teman," ujar Greys.
Menyangkut waktunya untuk keluarga, Greys punya cerita seru. "Keluargaku hobinya makan. Jadi kita suka wisata kuliner. Apa aja kita cicipin. Yang paling aku suka sih Sate Lombok, wah enak banget," katanya. Sayangnya hobi kuliner ini tidak bisa ia kembangkan, berhubung sebagai atlet Greys harus menjaga kondisi badan. Hiks! Saat ditanya tentang kekalahan Tim Indonesia di Final Uber Cup lalu, Greys mengaku sedih. "Awalnya, kami ituunderdog yang udah senang kalau bisa sampai ke babak Semi Final. Nah, pas kita bisa masuk Final.. wah, itu berkat Tuhan banget! Walaupun kalah kita tetap senang karena sudah memberikan yang terbaik," ujarnya sambil minta doa untuk kejuaraan berikutnya.


Si Tegar Jo

Berpasangan dengan Greysia Polii yang kocak, Jo Novita lebih seperti kakak yang tenang dan mengayomi. Tapi, bukan berarti cewek asli Jakarta ini pendiam dan pemalu lho. Buktinya GADIS bisa seru-seruan ngobrol bareng dia. Selain itu, Jo yang akrab dipanggil "Cici Jo" oleh teman-temannya ini, juga bisa bergaya ceria waktu pemotretan. Bicara bulutangkis, Jo sudah kenal bulutangkis hampir sepanjang hidupnya. Sejak umur 5 tahun, ia sudah tertarik sama olahraga ini. Apalagi ayah Jo memang hobi olahraga. "Dulu papaku nggak hanya main bulutangkis, tapi juga sepak bola dan balap mobil. Aku jadi ikutan senang olahraga dan nggak nyangka sekarang bisa jadi atlet beneran," kata cewek yang suka makanan manis ini. Bicara soal UBER 2008, cewek kelahiran 19 November 1981 ini mengaku kekompakan adalah kunci kemenangan. "Kita suka ngumpul dan nonton bareng. Selain itu kita sering curhat satu sama lain," katanya sambil tersenyum. Buat Jo, keberhasilan tim UBER masuk final menjadi kemenangan sendiri buatnya. Soalnya, Jo sempat cedera parah selama 6 bulan yang membuatnya dan hampir nggak mau main lagi. Tapi, karena kebulatan tekad, Jo akhirnya sembuh dan mampu membela merah putih di UBER 2008, "Setelah cedera itu, aku jadi lebih kuat, hehehe."
Untuk mengisi waktu luang, Jo suka dengerin musik, terutama lagu-lagunya Glenn Fredly. "Suaranya bagus sih. Selain itu, dia kayaknya nggak sombong deh," cerita Jo antusias. Sayangnya, waktu Glenn menggelar konser Juni lalu, Jo nggak bisa nonton, karena dia lagi di Singapura untuk bertanding. "Mungkin lain kali," ujar Jo. Sedihnya lagi, tahun ini Jo belum berkesempatan membela Indonesia di Olimpiade Beijing 2008. Pasalnya, peringkat Jo dan Greys menurun sejak keduanya cedera. "Tapi, masih ada PON kok. Yang penting tetap bisa main," seru Jo tetap dengan nada optimis.


Si Ramai Pia

Cewek penentu tim Uber Cup 2008 untuk melaju ke final ini, di kenal dekat dengan keluarga. Selama dua tahun tinggal di Pelatnas, waktu luangnya selalu dihabiskan jalan bareng mama. "Di sini aku dikenal sebagai anak yang jarang main bareng karena lebih sering pergi sama Mama," ungkap cewek kelahiran 22 Januari 1989 ini. Selain sama mama, Pia Zebadiah juga dekat dengan kedua kakak laki-lakinya yang juga atlet bulutangkis di Cipayung (Markis Kido & Bona Septano). Ia selalu berusaha menonton tiap mereka bertanding sebagai bentuk dukungannya. Cewek yang terpilih sebagai salah satu atlet berpotensi terbaik oleh Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo ini dikenal sebagai tipe cewek yang cuek dan tidak suka menganggap terlalu serius atas suatu hal, "Motto hidupku tuh enjoy you life. Jadi aku nggak suka pusing-pusing mikirin sesuatu yang nggak penting," ungkap cewek yang sudah main bulutangkis sejak usia 6 tahun ini. Kini, Pia lagi sibuk persiapan untuk PON mendatang.
Salah satu cara jitu Pia untuk menghilangkan stress dan rasa bosan adalah makan pizza. Setiap punya waktu luang, dalam seminggu Pia pasti menyisakan satu hari untuk pergi makan pizza. Selain itu, Pia juga senang mendengarkan lagu-laguPeterpan sambil bermain laptop. "Aku senang banget dengerin lagunya Peterpan, apalagi dari album terbarunya Hari Yang Cerah," kata Pia penuh antusias. Walaupun begitu, Pia sendiri mengaku kalau dia hanya senang mendengarkan lagunya saja, bukan secara pribadi dengan para personil Peterpan.


Yang bakal bersinar:
Walaupun nggak sempat berlaga di ajang UBER CUP 2008, tapi tiga cewek muda yang duduk di bangku cadangan ini nggak kalah hebat lho sama pemain inti lainnya. Mereka inilah yang sebentar lagi bakal ikut bersinar dan membuktikan jurus ampuhnya di bidang olahraga bulutangkis. Jadi, kenalan sama mereka juga yuk!

Rani Mundiasti (Rani)
TTL : Jakarta, 4 Oktober 1984
Hobi : Main gitar, baca buku
Posisi : Ganda Putri Peringkat 20 Dunia
Prestasi: Pemenang Kejuaraan Asia 2004, Medali Emas Sea Games 2007 (beregu)

Endang Nursugianti (Endang)
TTL : Jakarta, 29 November 1983
Hobi : Renang, baca buku
Posisi : Ganda Putri Peringkat 20 Dunia
Prestasi: Pemenang Kejuaraan Asia 2004, Medali Emas Sea Games 2007 (beregu)

Fransiska Ratnasari (Nana)
TTL : Yogyakarta, 2 Desember 1986
Posisi : Tunggal Putri
Prestasi: Finalis Sudirman Cup 2005 (beregu), Perempat final Japan Open 2004


sumber: Majalah Gadis (Juli, 2008)