Orang kepercayaannya itu memang punya kata-kata yang khas yang selalu diucapkan. Dia selalu bilang “Takdir Allah selalu baik!”. Dan ketika sang raja meminta nasihat, si orang kepercayaan sang raja ini malah bilang “Takdir Allah selalu baik!” 8) . Lha ya jelas saja sang raja marah dan memasukkan orang kepercayaannya itu ke dalam penjara.
Pada lain hari pada zaman dahulu kala tadi (halah… lagi…. lagi :D ), sang raja pergi berburu dikawal sejumlah pasukan (tentunya tanpa orang kepercayaannya lagi). Nah si raja ini ceritanya kalau naik kuda suka ngebut dan meninggalkan pengawalnya yang nggak bisa menandingi ngebutnya si raja ini, biasanya sih cuma orang kepercayaannya yang bisa naik kuda ngebut kayak si raja ini. Nah, karena si raja ini sotoy, jadi ia tersesat di tengah hutan dan ditemukan oleh suku pedalaman yang primitif dan kanibal :evil: . Suku primitif ini anehnya kalau mau makan orang, milih-milih :D . Mereka pengin orang yang fisiknya sempurna dan tanpa cacat (udah kayak mau masuk TNI aja :) ). Nah untungnya karena si raja ini jari telunjuknya putus, jadi dianggap tidak qualified buat jadi santapan suku primitif itu. Dan suku primitif dengan bodohnya melepas sang raja.
Kemudian tiba-tiba sang raja pun teringat sama orang kepercayaannya. Teringat akan kata-kata “takdir Allah selalu baik” saat jari telunjuk sang raja putus. Kemudian (nggak tahu bagaimana caranya) sang raja pulang ke kerajaannya dan cepat-cepat membebaskan orang kepercayaannya. Dia kemudian menceritakan kejadian tadi kepada orang kepercayaannya itu. Dia sangat bersyukur jari telunjuknya patah, kalau tidak dia sudah dimakan tadi. Sang raja pun menyesal telah memenjarakan orang kepercayaannya. Namun, si orang kepercayaannya tadi lagi-lagi bilang: “Takdir Allah selalu baik. Kalau seandainya saya tidak dipenjara, maka saya akan ikut berburu bersama tuan dan mungkin saya akan menjadi santapan suku primitif itu).
"Rencana-Nya memang selalu indah. Cuma terkadang kita pada awalnya gak bisa melihat dimana letak keindahannya :)"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar